HARIANINDONESIA.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketua Federasi Industri dan Perdagangan Tiongkok Gao Yunlong untuk membahas kerja sama ekonomi, di kantor Kemenko Ekonomi, Jakarta.
Menko Airlangga menyampaikan beberapa fokus kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mempercepat transformasi ekonomi dan birokrasi.
Saat pembahasan iklim bisnis dan kemudahan berusaha dengan Gao Yunlong yang juga ketua The 14th National Committee of Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC).
“Fokus kebijakan yang pertama yaitu peningkatan aturan dan prosedur berusaha melalui Undang-Undang Cipta Kerja.”
Baca Juga:
Prabowo Subianto Minta Perundingan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Indonesia – Uni Eropa Diselesaikan
“Undang-Undang ini memberikan kepastian hukum dan kemudahan terkait dengan persyaratan dan proses perizinan berusaha,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi terkait pertemuan, Kamis, 22 Juni 2023.
Baca artikel menarik lainnya, di sini: Makan Siang Bersama Prabowo Subianto, Presiden Jokowi: Ya, Utamanya Politik, Saya ngomong Apa Adanya
Pemerintah Indonesia juga melanjutkan program transformasi ekonomi, melalui kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA), transisi energi, pengembangan sumber daya manusia (Kartu Pra Kerja), dan pembangunan infrastruktur termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Perusahaan Tiongkok telah banyak berpartisipasi dalam mendorong transformasi ekonomi Indonesia, salah satunya dalam program hilirisasi mineral terutama nikel di mana banyak perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di sektor ini.
Baca Juga:
Menko Airlangga Hartarto Tanggapi Wacana Pembatasan Pembelian Bahan Bakar Minyak Bersubsidi
Bertemu Wakil PM Belanda, Menko Airlangga Hartarto Angkat Potensi Kerja Sama Giant Sea Wall
Menko Airlangga pun mendorong peran lebih besar perusahaan Tiongkok di sektor transformasi ekonomi lainnya, terutama dalam program transisi energi, termasuk pengembangan kendaraan listrik.
“Selain di sektor kendaraan listrik, perusahaan Tiongkok juga dapat berpartisipasi di program transisi energi lainnya.”
“Di antaranya pengakhiran pembangkit listrik tenaga uap secara bertahap, percepatan pengembangan energi terbarukan pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan air,” tuturnya.
Menurutnya, Indonesia tertarik dengan upaya Tiongkok yang juga sedang mengembangkan kendaraan berbahan hidrogen.
Baca Juga:
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Dan meminta dukungan agar pengusaha Tiongkok dapat berinvestasi di Indonesia, salah satunya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik di Jawa Timur.
KEK Gresik menyediakan fasilitas insentif fiskal dan non-fiskal seperti tax holiday hingga 20 tahun, kemudahan pengurusan perizinan, insentif kepabeanan, kemudahan imigrasi, dan insentif penggunaan lahan.
Beberapa pengusaha Tiongkok turut hadir dan menyampaikan ketertarikan untuk berinvestasi di Indonesia.
Antara lain representasi Tianjin RockCheck Investment Holding Group, Chint Group, Spring Airlines, Guangdong Evergreen Conglomerat Co. Ltd., dan Yili Group.***