INDONESIAOKE.COM – Pengamat pertahanan dari @Tweet_Militer Piebo Dimas menilai, lawatan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto ke Amerika Serikat (AS) setidaknya membawa dua hal penting bagi Indonesia.
Di mana salah satunya berdampak sangat signifikan bagi upaya pembangunan postur pertahanan Indonesia.
“Pertama, lawatan ini bertujuan untuk memajukan kepentingan nasional dalam bidang pertahanan.”
“Dalam hal ini modernisasi kekuatan militer Indonesia dengan akuisisi alutsista termutakhir yaitu F-15EX dan S-70M Blackhawk,” terang Piebo Dimas.
Baca Juga:
Pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Gagal di BPIP, Jadwal Baru Sedang Diatur Secara Khusus
Sebelum Lakukan Evaluasi, Presiden Prabowo Subianto Larang Kader Partai Gerindra Serukan 2 Periode
Evaluasi 5 Tahunan CEPA dan Isu Mineral Kritis dalam Diplomasi Ekonomi Indonesia – Australia
Selaras dengan akuisisi kedua alutsista tersebut, Prabowo, menurut Piebo Dimas tengah berupaya untuk mengintensifkan dan memperkuat kemitraan strategis di bidang pertahanan.
Baca artikel lainnya di sini: Prabowo Subianto Temui Menhan AS Lloyd James Austin III, Perkuat Kerja Sama di Tengah Berbagai Isu Strategis
Sekaligus membuka peluang transfer teknologi yang nantinya dapat berdampak bagi perkembangan industri pertahanan di Indonesia.
“Serta memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang pertahanan.”
Baca Juga:
Biofarma dan Gates Foundation Kembangkan Vaksin TBC Indonesia Berpotensi Selamatkan Jutaan Nyawa
Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda, Jika Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis
“Melalui akuisisi senjata dan peluang transfer teknologi pertahanan dari Amerika Serikat pada Indonesia,” jelasnya.
Hal penting kedua dalam lawatan Prabowo ke AS kali ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk menyuarakan sikap.
Atas perkembangan geopolitik dunia yang terjadi belakangan ini bersama dengan negara mitra strategisnya yaitu Amerika Serikat.
“Kedua negara menunjukkan keprihatinan serta kepentingan yang sama atas terjadinya invasi Rusia ke Ukraina dan memanasnya tensi geopolitik di kawasan Pasifik.”
Baca Juga:
Gelombang Pemutusan Hubungan Keja Melanda Industri Media, Tantangan Serius bagi Dunia Pers Modern
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Ahmad Muzani Sebut Tak Bahas Mundurnya Hasan Nasbi, Saat Makan Siang Bersama Prabowo Subianto
Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan Press Release untuk Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik
“Akibat sikap agresif China yang berusaha menegakkan klaimnya atas sebagian besar wilayah Laut China Selatan,” kata Piebo Dimas.
Lebih lanjut ia menganalisis jika keprihatinan tersebut tidak terlepas dari aksi pelanggaran kedaulatan yang kemudian berdampak pada stabilitas geopolitik global.
“Sehingga mengganggu proses pemulihan ekonomi global pascapandemi serta memicu krisis pangan dan energi yang memberatkan negara-negara di dunia,” pungkasnya.***